Masalah Pengangguran
Materi Ekonomi
Kelas : XI Lintas Minat
Kelas : XI Lintas Minat
Faktor utama penyebab
pengangguran di Indonesia.
pengangguran yaitu orang yang berada pada usia produktif/usia
kerja yang tidak bekerja. Berdasarkan penyebabnya pengangguran dapat dibedakan
5 macam yaitu:
- Pengangguran struktural yaitu :
pengangguran yang terjadi akibat adanya perubahan struktur dan kegiatan
ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi.
- Pengangguran siklus/konjungtur yaitu
: pengangguran yang terjadi akibat adanya perubahan-perubahan dalam
tingkat perekonomian.misalnya perusahan-perusahaan harus mengurangi
kegiatan produksi sehingga sebagian tenaga kerja diberhentikan.
- Pengangguran friksional yaitu :
pengangguran yang terjadi pada saat perekonomian mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh (full employment),di
mana tenaga kerja berusaha mengganti pekerjaan atau pergeseran tenaga
kerja atau mogok sementara untuk menuntut kenaikan upah.
- Pengangguran musiman yaitu :
pengangguran yang terjadi akibat perubahan permintaan terhadap tenaga
kerja yang sifatnya berkala,misalnya menganggur pada saat selang antara
musim tanam dan musim panen
- Pengangguran karena perubahan teknologi(technological unemployment) yaitu
pengangguran yang terjadi akibat perubahan teknologi misalnya mengganti
tenaga kerja manusia dengan mesin.
Salah satu masalah yang cukup besar di Indonesia adalah masalah
pengangguran, yang tidak pernah teratasi setiap tahunnya. Faktor pengangguran
bisa beragam macamnya, dan ini tidak boleh di abaikan oleh pemerintah. Usaha
mengatasi pengangguran bukanlah kewajiban pemerintah semata. Seluruh penduduk
Indonesia di harapkan partisipasinya untuk mengatasi masalah ini. Tanpa
kerjasama pemerintah dan masyarakat mustahil dapat mengatasi pengangguran di
Indonesia. Berikut adalah beberapa penyebab pengangguran yang umum terjadi di
Indonesia.
- Pendidikan rendah. Pendidikan yang rendah
dpat menyebabkan seseorang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Di karenakan
semua perusahaan membutuhkan pegawai seminimal SMA.
- Kurangnya keterampilan. Banyak mahasiswa atau
lulusan SMA yang sudah mempunyai kriteria dalam bekerja,namun dalam
teknisnya keterampilannya masih kurang. Sehingga susah dalam mencari
pekerjaan.
- Kurangnya lapangan pekerjaan. Setiap tahunnya,
Indonesia memiliki jumlah lulusan sekolah atau kuliah yang begitu tinggi.
Jumlah yang sangat besar ini tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan yang
ada, baik yang di sediakan oleh pemerintah maupun swasta.
- Kurangnya tingkat EQ masyarakat. Tingkat EQ meliputi
kemampuan seseorang dalam mengandalikan emosi, yang berpengaruh terhadap
keterampilan berbicara/berkomunikasi, bersosialisasi, kepercayaan diri,
dan sifat lainnya yang mendukung dalam hidup di masyarakat. Orang yang
pandai berkomunikasi dan pandai bersosialisasi lebih mudah mendapatkan
pekerjaan di banding orang yang selalu pendiam dan tidak berani mengeksplor
potensi diri.
- Rasa malas dan ketergantungan diri pada
orang lain.
Misalnya ada seorang lulusan sarjana yang kemudian tidak mau bekerja dan
lebih suka menggantungkan hidup kepada orang tua atau pasangannya bila
sudah menikah. Ia termasuk pengangguran, selain itu ia melewatkan peluang
untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan bagi orang lain.
- Tidak mau berwirausaha. Umumnya sesorang yang
baru lulus sekolah/kuliah terpaku dalam mencari pekerjaan, seolah itu
adalah tujuan yang sangat mutlak. Sehingga persaingan mencari pekerjaan
lebih besar di bandingkan membuat suatu usaha.
Itulah beberapa faktor pengangguran yang banyak terjadi di
Indonesia. Cukup sulit untuk mengatasi pengangguran di Indonesia dengan tingkat
jumlah penduduk yang begitu besar dan masih banyaknya korupsi di negeri ini,
sehingga laju pengangguran semakin naik per tahunnya.
Dampak pengangguran terhadap
pembangunan nasional
Jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang
percuma dan tingkat pendapatan masyarakat akan merosot. Sehingga menghambat
beberapa faktor pembangunan nasional, seperti :
- Pendapatan Nasional dan Pendapatan per
Kapita.
- Beban psikologis
- Biaya sosial
- Penerimaan negara
Pendapatan nasional dan pendapatan perkapita.
Upah merupakan salah satu komponen dalam penghitungan pendapatan
nasional. Apabila tingkat pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen upah
akan semakin kecil. Dengan demikian, nilai pendapatan nasional pun akan semakin
kecil.
Pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi jumlah
penduduk. Oleh karna itu, nilai pendapatan nasional yang semakin kecil akibat
pengangguran akan menurunkan nilai pendapatan per kapita.
Beban psikologis
Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban
psikologis yang harus ditanggung. Secara psikologis, orang yang menganggur
mempunyai perasaan tertekan, sehingga berpengaruh terhadap berbagai perilakunya
dalam kehidupan sehari-hari. Dampak psikologis ini mempunyai efek domino di
mana secara sosial, orang menganggur akan merasa minder karena status sosial
yang tidak atau belum jelas.
Biaya sosial
Dengan semakin besarnya jumlah pengangguran, semakin besar pula
biaya sosial yang harus dikeluarkan. Biaya sosial itu mencakup biaya atas
peningkatan tugas-tugas medis, biaya keamanan, dan biaya proses peradilan
sebagai akibat meningkatnya tindak kejahatan.
Penerimaan negara
Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya
pajak penghasilan. Pajak penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki
pekerjaan. Apabila tingkat pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang
membayar pajak penghasilan berkurang. Akibatnya penerimaan negara pun
berkurang.
Beberapa faktor di atas dapat menghambat pembangunan nasional
yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Baik berupa penbangunan sistem
sosial, politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi,
kelembagaan, dan budaya.
Cara mengatasi pengangguran di
Indonesia
Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah selama ini dalam
mengurang jumlah pengangguran di Indonesia, namun masih saja pengangguran tidak
berkurang bahkan lebih bertambah setiap tahunnya di karenakan tidak seimbangnya
jumlah pencari kerja dan lapangan pekerjaan.
Menurut Paul A. Samuelson dan Wiliam D. Nurdhaous dalam bukunya
Ekonomi mengemukakan cara-cara mengatasi pengangguran yaitu sebagai berikut:
- Memperbaiki pasar tenaga kerja
- Menyediakan program pelatihan
- Menciptakan program padat karya
Selain hal tersebut di atas, sesuai dengan GBHN 1999, pemerintah
Indonesia hendaknya:
· Mengembangkan
tenaga kerja secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada peningkatan
kompetensi dan kemandirian tenaga kerja peningkatan pengupahan, penjaminan
kesejahteraan, perlindungan kerja dan kebebasab berserikat, dan
· Meningkatkan
kualitas dan kuantitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan
memerhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja yang di
kelola secara terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja
Komentar
Posting Komentar